|
kalian akan keesaan-KU, dengan cara apa itu terjadi, dalam sisi apa itu terjadi. Maka tauhid apa yang Ku-tuntut dari kalian ? Jika perkara itu menuntut wujudnya kalian, maka kalian berada di bawah hukum perkara yang muncul dari tuntutan kalian. Maka kalian telah kaluar dari-Ku, lalu di manakah tauhid ? Jika perkara itu menuntut perkara-Ku, maka perkara-Ku bukanlah Aku. Maka dengan kekuasan-Ku wushul/sampainya kalian, jika kalian memang melihatnya berasal dari-Ku, kemudian seseorang yang melihatnya di antara kalian. Jika kalian tidak melihatnya dariku, maka di manakah tauhid ? Wahai orang-orang yang bertauhid (muwahidun), bagaimana maqam ini sah untuk kalian, sedangkan kalian hanya beberapa bentuk yang didlahirkan. Dan Aku yang bersifat dlahir (Adl-Dlahir)." Beliau kemudian berkata: "Tauhidnya Allah adalah tuhid-Nya kepada Dzat-Nya, dengan Dzat-Nya dan dari Dzat-Nya." Beliau telah menerangkan tentang sifat-sifat dan nama-nama kesempurnaan (kamaliyah) sebagai sesuatu yang wajib bagi Alloh dalam menetapkan uluhiyah-Nya (ketuhanan). Jika sebagian sifat ini tidak ada, akan mengakibatkan tidak sahnya uluhiyah. Dengan adanya sifat uluhiyah yang sempurna ini, semua makhluk menyembah kepada Alloh dengan merendah dan mengakui kehinaan serta kekerdilan diri. Kedudukan akidah beliau jelas sangat mantap dengan mantapnya pengetahuan ketuhanan (makrifat), kokohnya dalam keyakinan, kesempurnaan tauhid dan pengesaan kepada-Nya. Semua ini menunjukkan bahwa Aqidah Jama'ah Thariqat Tijaniyah adalah aqidah ahlu sunah wal jama'ah, tauhidnya adalah tauhid para arif billah.
aqidah-syariat-syeikh-tijani
|